Minggu, 14 Desember 2014

DISKUSI KEKOMPOK MATERI 10 TENTANG "KUALITAS PELATIHAN" (8 desember 2014)

Pada pertemuan perkuliahan manajemen diklat tanggal 8 desember diruang D.S 306 membahas tentang materi mengenai Kualitas pelatihan, yaitu berikut ini adalah rangkuman penjelasannya :

Kualitas pelatihan adalah totalitas dari karakteristik suatu pelatihan yang  dapat diukur melalui perbandingan hasil pelatihan dengan target/ tujuan dari pelatihan tersebut. Kemudian di jelaskan adanya Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap karyawab serta meningkatkan kualitas dan produktivitas organisasi secara keseluruhan sehingga organisasi menjadi lebih kompetitif. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang berkualitas adalah pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja karyawan dan pada gilirannya akan meningkatkan daya saing karyawan tersebut. Untuk mengetahui apakah pelatihan telah meningkatkan kinerja

Dalam rangka untuk mendapatkan efektivitas pelatihan, maka pelatihan tersebut harus diukur, sangat penting untuk memulai hal ini dengan pemahaman tentang konsep validitas pelatihan. Untuk mendapatkan ukuran wajar efektivitas pelatihan , tujuan program pelatihan harus dipahami dengan jelas sebelum dilakukan training sehingga bisa mencapai tujuan organisasi yang akan dicapai. Kemudian apabila perusahaan menginginkan kualitas sumber daya yang dimiliki bagus, hal pertama yang dilakukan adalah dengan memilih topik atau materi training yang tepat.

Setelah tujuan program pelatihan telah ditetapkan, ukuran paling tepat dari efektivitas pelatihan hanyalah sebuah tes apakah peserta benar-benar memahami training tersebut dengan menampilkan pola-pola perilaku yang berbeda sebagai hasil dari mengikuti pelatihan. Jika tidak, hal itu tidak bisa dikatakan pelatihan tersebut efektif.

Jika training tersebut memiliki tujuan yang tepat, dirancang dengan baik dengan konten yang solid sehingga peserta dapat belajar bagaimana untuk mencapai tujuan dan peserta harus bertanggung jawab untuk menggunakan apa yang mereka pelajari. Hal ini nantinya akan berdampak perubahan perilaku peserta.

Evaluasi training biasanyadilakukan diakhir sesi training atau pelatihan yang akan memberikan feedback berguna bagi semua pihak yang terlibat. Yaitu :
  1. Bagi peserta training, evaluasi training dapat memberikan feedback berupa seberapa signifikannya training tersebut mempunyai impact bagi pekerjaannya, perubahan bagi dirinya, kecocokan program dan manfaat-manfaat.
  2. Bagi perusahaan, Evaluasi training berguna untuk mengetahui apakah training yang telah diikuti karyawannya dapat meningkatkan kinerja karyawan atau tidak, apakah karyawan puas dengan training tersebut, sampai pengukuran produktivitas secara keseluruhan.
  3. Bagi sang trainer, dapat memberikan feedback tentang apakah peserta puas dengan isi program training, kedalaman materi training, caranya mengajar, caranya menyalurkan ilmunya dan sebagainya.




Selasa, 02 Desember 2014

HASIL DISKUSI KELOMPOK MATERI 7 : DESIGN PELATIHAN

Pertemuan mata kuliah manajemen diklat yang di laksanakan pada tanggal 10 november 2014, bahwa dilakukan adanya diskusi perkelompok yang sebagai pemateri kelompok saya yaitu kelompok 6 ada adalah handary inggrid nadian mengenai ”design pelatihan”, berikut hasil diskusi pada materi ke 7 ini.

Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi. Yaitu dapat Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas, Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang dapat diterima, Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan, Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusi, Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja, Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.

Manfaat di atas membantu baik individu maupun organisasi. Program pelatihan yang efektif adalah bantuan yang berharga dalam perencanaan karir dan sering dianggap sebagai penyembuh penyakit organisasional. Apabila produktivitas tenaga kerja menurun banyak manajer berfikir bahwa solusinya adalah pelatihan. Program pelatihan tidak mengobati semua masalah organisasional, meskipun tentu saja program itu berpotensi untuk memperbaiki situasi tertentu sekiranya program dijalankan secara benar.

Kemudian di jelaskan mengenai tentang Perumusan kurikulum pelatihan
Perumusan kurikulum pelatihan dapat ditempuh menggunakan berbagai model. Model perancangan kurikulum menggunakan langkah-langkah :
  1. Analisis kebutuhan pelatihan.
  2. Penyusunan materi pembelajaran.
  3. Penyusunan jadwal pelatihan

Lalu dalam materi ini adanya tentang Penyusunan jadwal, Penyusunan dan aksesibilitas jadwal masih menemui beberapa hambatan karena kebanyakan pembuatan jadwal masih dilakukan secara manual. Penggunaan program spreadsheet dari MS Excel dengan menggunakan logika atau formula yang disediakan program tersebut juga belum cukup efektif karena bila kecakapan dalam menggunakan software MS Excel masih kurang, akan banyak kesulitan yang muncul dalam penyusunan jadwal pelajaran tersebut. Selain itu, kesulitan lainya adalah pada segi aksesibilitas karena jika anggota atau staf lain yang ingin mengecek dari komputer masing-masing, mereka masih harus meng-copy file jadwal secara manual yaitu dengan flashdisk.
Adapula tentang Training climate, yang di maksud yaitu tentang Pelatihan yang perlu mengembangkan suasana pembelajaran yang aktif  (active learning), pembelajaran kreatif (creative learning), pembelajaran efektif (effective learning), dan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning).

Trainees learning style
  1. Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan.
  2. Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya.
  3. Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya.         

Training Strategies (strategi pelatihan)
Sebuah strategi pelatihan adalah mekanisme yang menetapkan kompetensi apa sebuah organisasi membutuhkan di masa depan dan sarana untuk mencapainya. Untuk membuat Rencana Pelatihan dan Pengembangan Strategis Anda akan memerlukan profil rinci Anda
  • Karyawan Pelatihan dan kereta-Trainer-kebutuhan
  • Team Building dan Tim Pengembangan
  • Pengembangan Kepemimpinan
  • Executive Coaching
  • Kompetensi Persyaratan dan Profil Keterampilan
  • Tujuan dan Rencana Aksi
  • Vision.

Training topics, Topik pelatihan disusun dan diharapkan akan membantu adalam menciptakan suasana yang bersemangat karena termotivasi lewat pelatihan, seminar atau workshop yang bermutu dan pas menyesuaikan apa yang menjadi kebutuhan para peserta pelatihan



HASIL DISKUSI KELOMPOK MATERI 6 : METODE PENGEMBANGAN MANAJEMEN

Perkuliahan mta kuliah diklat kali ini pada hari dan tanggal Senin, 3 November 2014 bertempat di daksinapati ruang 306, pada diskusi kali ini membahas tentang Metode Pengembangan Manajemen. Masing-masing kelompok seperti biasa mendiskusikan bersama kelompoknyamasing-masing dan berikut hasil diskusinya.
pelaksanaan pelatihan dan pengembangan (training and education) harus didasarkan pada metode-metode yang telah ditetapkan dalam program pengembangan perusahaan. Program pengembangan yang ditetapkan oleh penanggung jawab pengembangan, yaitu manajer personalia dan suatu tim. Dalam program pengembangan telah ditetapkan sasaran, proses, waktu, dan metode pelaksanaannya. Supaya lebih baik program ini hendaknya disusun oleh manajer personalia. Dan atau suatu tim serta mendapat saran, ide maupun kritik yang bersifat konstruktif. Metode-metode pengembangan harus didasarkan kepada sasaran yag ingin dicapai.
Metode pengembangan terdiri atas:
On the job training Rekan-rekan kerja pelatihan (OJT) atau manajer pelatihan karyawan baru atau berpengalaman yang mempelajari pekerjaan oleh pengamatan, pemahaman dan imitasi.
Off the job training Pelatihan dari pekerjaan dilakukan di lokasi yang khusus ditujukan untuk pelatihan. Ini mungkin dekat tempat kerja atau menjauh dari pekerjaan, di pusat pelatihan khusus atau sebuah resor yang melaksanakan Pelatihan dari tempat kerja meminimalkan gangguan dan memungkinkan peserta untuk mencurahkan perhatian penuh materi yang diajarkan-bagaimanapun, pelatihan program mungkin tidak memberikan sebagai banyak mentransfer pelatihan dengan pekerjaan aktual sebagai melakukan program-program kerja. Dan Banyak orang menyamakan pelatihan pekerjaan dengan metode ceramah, tetapi sebenarnya sangat bervariasi metode dapat digunakan.



HASIL DISKUSI KELOMPOK MENGENAI PERAN DALAM PELATIHAN (MATERI 9)

         Pada pertemuan  kali ini pada mata kuliah manajemen pelatihan yaitu tanggal 1 desember 2014, dilaksanakan nya diskusi mengenai peran di dalam pelatihan, pertama di jelaskan mengenai peran organisasi di dalam pelatihan, peran pelatih di dalam pelatihan dan peran peserta nya dalam pelatihan.
      Yang akan di jelaskan pertama adalah Peranan organisasi contoh organisasi nya pada Badan Pendidikan dan Pelatihan, organisasi ini mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang pemerintahan dalam negeri, menyelenggarakan fungsi: penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pendidikan dan pelatihan di bidang pemerintahan dalam negeri, pengkoordinasian dan fasilitasi satuan kerja penyelenggara pendidikan dan pelatihan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang pemerintahan dalam negeri, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang pemerintahan dalam negeri, pembinaan dan pengembangan jabatan fungsional di bidang pemerintahan dalam negeri. Dan pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan.

Kemudian di jelaskan Peran Pelatih Dalam Pelatihan, peran dalam pelatihan di dalam Perka Nomor 14 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana Pasal 13 menyatakan bahwa Tenaga Pengajar adalah Narasumber, Pelatih/Instruktur, dan Fasilitator. Tugas-tugas pokok yang harus dilakukan seorang pelatih/ instruktur :
  • Mengadakan pemanduan untuk mewujudkan peserta yang unggul.                      
  • Menyusun materi latihan untuk jangka panjang maupun jangka pendek.             
  • Menyusun strategi dan pendekatan dalam menyampaikan materi latihan sehingga peserta dapat dengan mudah memahami dan melakukan pembelajaran yang diterima selama proses pelatihan.
  • Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan.
  • Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, baik secara teori maupun praktek dalam bidang atau materi yang dilatihnya.               
  • Menyusun laporan latihan sesuai materi yang disampaikan oleh Pelatih/Instruktur.

Peserta di dalam pelatihan itu harus memiliki kompetensi sesuai dengan yang diharapkan. Dan Telah mengikuti pelatihan substansi teknis memiliki kapabilitas, pengetahuan dan keahlian untuk terlibat secara aktif secara aktif dalam forum-forum diskusi dalam diklat/pelatihan, Pengalaman kerja disesuaikan dengan kebutuhan. Dan selalu bersedia melaksanakan tugas sesuai dengan penugasan dari pimpinan.


Senin, 24 November 2014

HASIL DISKUSI KELOMPOK 6 : MATERI EVALUASI PELATIHAN (materi 8)

Pada pertemuan manajemen diklat kali ini tanggal 24 november 2014 bahwa kami mendiskusikan tentang materi ke 8 yaitu tentang evaluasi dalam pelatihan, kelompok 6 sebagai pematerinya yaitu lely ester, selanjutnya berikut ini adalah isi rangkuman diskusi tentang evaluasi pelatihan

Bahwa pengertian dari evaluasi pelatihan itu sendiri adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan diklat (pendidikan dan latihan) dalam pengertian, mengukur perbedaan antara keadaan peserta sebelum masuk diklat dengan keadaan peserta sesudah menyelesaikan diklat. Di dalam diskusi ini juga di jelaskan mengenai teknik dan metode pelatihan, tekniknya terdiri dari informas, pengetahuan dan fakta, ketrampilan, dan memodifikasikan sikap dan metode nya yaitu metode dalam pelatihan kelompok dengan menggunakan ceramah, diskusi kelompok, bermain peran, management games, karya wisata dll dan pelatihan individual meliputi on the job supervised reading dan programmed learning.

Pembahasan selanjutnya dalam diskusi tentang prosedur dan proses evaluasi pelatihan yaitu
1.    Persiapan evaluasi atau penyusunan desain evaluasi
Pada langkah ini terdapat tiga kegiatan pokok yang berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi yaitu: menentukan tujuan atau maksud evaluasi, merumuskan infromasi yang akan dicari atau memfokuskan evaluasi dan menentukan cara pengumpulan data.
2.    Mengembangkan instrumen
Setelah metode pengumpulan data ditentukan, selanjutnya dutentukan pula bentuk unstrumen yang akan digunakan serta lepada siapa instrumen tersebut ditujukan (respondennya). Kemudian, segera dapat dikembangkan butir-butir instrumen.
3.    Mengumpulkan dan menganalisis data serta menafsirkannya
Pada langkah ini sudah mulai untuk terjun ke lapangan mengimplementasikan disain yang telah dibuat, mulai dari mengumpulkan dan menganalisis data, menginterpretasikan, dan menyajikannya dalam bentuk yang mudah dipahami dan komunikatif.

KESIMPULAN :
Bahwa di dalam evaluasi pelatihan tersebut dapat digunakan sebagai pengukur atau penilai keberhasilan pelatihan. Dan evaluasi dilakukan dapat dengan 3 prosedur dan proses evaluasi pelatihan yaitu pertama dengan persiapan evaluasi atau penyusunan desain evaluasi kedua dengan mengembangkan instrumen dan ketiga adalah dengan mengumpulkan dan menganalisis data serta menafsirkannya.





Sabtu, 25 Oktober 2014

RANGKUMAN PERKULIAHAN MANAJEMEN PELATIHAN : METODE-METODE PELATIHAN (20 oktober 2014)

Pada perkuliahan manajemen diklat pada nhari senin tanggal 20 oktober 2014, pertama penanggung jawab kelas kami memberi tugas untuk berdiskusi materi tentang metode-metode pelatihan dari setiap kelompok itu untuk menjelaskan pada anggota kelompok nya, setelah selesai berdiskusi akhirnya bapak amril selaku dosen mata kuliah manajemen diklat memebrikan materi dan kemudian pak amril menjelaskan berbagai macam metode pelatihan, berikut ini adalah materi yang di jelaskan oleh anggota kelompok.

Metode yang dilihat dari pendekatan kognitifnya yaitu sebagai berikut :
Kuliah/ ceramah, Metode kuliah di berikan kepada peserta yang banyak didalam kelas. Pelatih mengerjakan teori-teori yang di perlukan sedang yang dilatih mencatatnya serta mempersepsikanya. Metode ini pelatih yang berperan aktif sedangkan peserta pengembangan bersikap pasif. Teknik ini cenderung diterapkan dengan komunikasi searah saja.
Demonstrasi, Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif karena peserta melihat sendiri teknik mengerjakannya dan di berikan penjelasan-penjelasannya bahkan bila perlu boleh dicoba mempraktekannya. Karena disini menunjukan bagaimana seseorang harus mengerjakan tugasnya adalah lebih mudah daripada menceritakan atau menyuruhnya mempelajari langkah-langkah pengerjaannya.
Diskusi, melatih peserta untuk berani memberikan pendapat dan rumusannya serta cara-cara bagaimana meyakinkan orang lain percaya terhadap pendapatnya.
Computer Based Training, program pelatihan yang diharapkan mempunyai hubungan interaktif antara komputer dan peserta, dimana peserta diminta untuk merespon secara langsung selama proses belajar.

Kedua metode yang dilihat dari Pendekatan Perilaku ( Behavioral Approach) yaitu sebagai berikut :
Behavior Modeling, salah satu cara mempelajari atau meniru tindakan (perilaku) dengan mengobservasi dan meniru model-model. Biasanya model-model perilaku yang harus di observasin dan ditiru diproyeksikan dalam video tape.
Business Games, Business Games (permainan bisnis) adalah pengembangan yang dilakukan dengan diadu untuk bersaing memecahkan masalah tertentu. Tujuannya untuk melatih para peserta dalam pengambilan keputusan yang baik pada situasi/ kondisi dan objek tertentu.
Case study, menganalisis kasus. Metode studi kasus paling sering digunakan untuk menambah kemampuan kepemimpinan seorang manajer, karena sederhana, penggunaan waktu relative singkat, dan biaya yang dikeluarkan juga relative murah. Tujuan dari metode ini adalah untuk memeberikan pengalaman secara nyata kepada para peserta untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah kemudian memecahkan dan mendiskusikannya bersama dengan peserta lain dan pelatih.
Equipment simulator,   metode dimana orang yang dilatih belajar dengan peralatan yang sebenarnya atau dengan simulasi yang akan digunakan dalam pekerjaan.
In basket technique: Metode ini dilakukan dengan memberi bermacam-macam persoalan kepada para peserta latihan. Dengan kata lain peserta latihan diberi suatu basket atau keranjang yang penuh dengan bermacam-macam persoalan yang harus diatasi. Kemudian peserta latihan diminta untuk memcahkan masalah-masalah tersebut sesuai dengan teori dan pangalaman yang dimulai dari perencanaan sampai dengan evaluasinya.

Sabtu, 18 Oktober 2014

RANGKUMAN PERKULIAHAN MANAJEMEN DIKLAT (MATERI 4) : MODEL-MODEL PELATIHAN

Pada pertemuan perkuliahan manajemen diklat tanggal 13 oktober 2014 yang berada di ruang D.S 306 yang pertama-tama di jelaskan oleh para pemateri perkelompok yaitu terutama pada kelompok kelompok 6 pemateri adalah saya sendiri yang menjelaskan tentang model-model pelatihan dan kemudian setelah pemateri menjelaskan pada anggota kelompoknya, bapak amril selaku dosen mata kuliah manajemen diklat menjelaskan dengan lebih rinci tentang model-model pelatihan, berikut adalah penjelasannya:
Model pelatihan adalah pelaksanaan pelatihan yang terdapat program pelatihan dan tata cara pelaksanaannya. Kemudian di dasarkan pada kategori dan jenis pelatihan lalu ditentukan suatu model pelatihan. Biasanya dalam pelatihan itu sendiri terdapat model-model yang sering di gunakan organisasi dan perusahaan untuk melath para angota organisasi atau karyawannya. Ada 3 model pelatihan yang sering digunakan yaitu sebagai berikut :
1.    Model Sistem
Model system ini bentuk dari pelatihan ini dilaksanakan dan serta di upayakan dari awal tidak terjadi kesalahan, agar pada tahap akhir dapat dipastikan tujuan dari model pelatihan ini menjadi berhasil.
Model sistem terdiri dari lima tahap, yaitu :
  1. Analisis dan identifikasi: dengan menganalsisi serta identifikasi kebutuhan dari pelatihan itu sendiri seperti menganalisis departemen, kebutuhan karyawan yang membutuhkan pelatihan serta memperkirakan biaya pelatihan dan langkah selanjutnya dengan evaluasi kinerja yang actual karena untuk mengembangkan kinerja.
  2. Merancang: Desain dan memberikan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan yang telah diidentifikasi. Langkah ini mengharuskan pengembangan tujuan pelatihan,mengidentifikasi langkah belajar, sequencing dan penataan isi.
  3. Mengembangkan:dimanafase ini membutuhkan daftar kegiatan dalam program pelatihan yang akanmembantu para peserta untuk belajar, memilih metode pengiriman, memeriksa  materidan memvalidasi informasi. 
  4. Penerapan:Menerapkan adalah bagian tersulit dari sistem karena satu langkah yang salah dapat menyebabkan kegagalan program pelatihan.
  5. Evaluasi: Mengevaluasi setiap fase sehingga untuk memastikan itu telah mencapai tujuannya

2. Model Pengembangan Sistem Pembelajaran (Instructional system development model)
Dalam model ISD ini juga terdapat 5 tahapan, kelima tahapan tersebut hampir sama dengan sistem model dan model ini dapat membantu dan menentukan serta mengembangkan strategi yang menguntungkan, mengurutkan konten dan memberikan media jenis tujuan pelatihan yang di capai. IDS terdapat adanya Tahapan atau proses-proses yaitu:
  • Analisis kebutuhan
  • Perencanaan pelatihan
  • Pengembangan materi
  • Pelaksanaan diklat tersebut
  • Evaluasi diklat

3. Model Transisional
Model transisi berfokus pada organisasi secara keseluruhan. Dalam pelaksanaan diklat ini berjalannya sesuai dengan pada visi, misi dan value organisasi yang melaksanakan diklat. Dan diklat ini dapat terlaksana apabila pimpinan dapat memyatuak persepsi untuk mencapai yang telah dirumuskan  di dalam visi, misi dan nilai dalam organisasi.
  • Visi “Fokus pada satu titik bahwa organisasi bertujuan untuk mencapai sesuatu setelah waktu tertentu.”
  • Misi “Menjelaskan keberadaan organisasi. Menunjukkan posisi dalam masyarakat.”
  • Nilai, adalah terjemahan dari visi dan misi menjadi cita-cita atau tujuan yang dingin dicapai yang mencerminkan nilai-nilai yang di pegang teguh organisasi dan independen dari lingkungan industry pada saat ini. Pada  Model Transisional ini menganggap organisasi secara keseluruhan serta tujuannya untuk menjaga tiga hal dalam pikiran sampai model pelatihan selanjutnya dilaksanakan.

Rabu, 08 Oktober 2014

RANGKUMAN PERKULIAHAN Kebijakan Pajak dalam Bidang Pendidikan ( Materi 3 )

Pada pertemuan mata kuliah manajemen keuangan pertemuan  ke-5 pada tanggal 7 oktober 2014 yang berada di kelas D.S 306 yaitu tentang kebijakan pajak dalam bidang pendidikan dari topik 3 yang di jelaskan oleh masing-masing pemateri tentang pengertian pajak dari berbagai ahli, macam-macam pajak atau jenis-jenis pajak serta membuat soal dan jawaban tentan perhitungan PPh pasal 21, berikut adalah rangkuman perkuliahan :

Pertama di jelaskan Oleh Pemateri Tentang Pengertian Pajak menurut para ahli
Definisi atau pengertian Pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal  balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Pengertian Pajak Menurut Soeparman (2005:10):
Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma - norma hukum, guna menutup binya produksi barang - barang dan jasa - jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Pengertian pajak menurut Mulyadi (2006):
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat dirunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran.
Pajak Menurut Pasal 1 angka 1 UU No.28 th 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan:
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemamakmuran rakyat”.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur :
  • Iuran dari rakyat kepada Negara.
  • Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara.Iuran berupa uang byukan barang.
  • Berdasarkan undang-undang.
  • Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
  • Tanpa jasa timbal  atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung depat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
  • Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran- pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Macam-macam pajak
1. Pajak Penghasilan (PPh) 
PPh adalah pajak yang dikenakan pemerintah untuk orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau didperolehnya dalam suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan disini ialah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya. Pajak penghasilan (PPh) menurut Undang-undang No.7 Tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan (PPh) berlaku sejak 1 Januari 1984.Undang-undang ini telah beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir kali diubah dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000. Undang-undang Pajak Penghasilan mengatur pajak atas penghasilan (laba) yang diterima atau diperoleh orang pribadi maupun badan.
Undang-undang PPh mengatur subjek pajak,objek pajak, serta cara menghitung dan cara melunasi pajak yang terutang. Undang-Undang PPh juga lebih memberikan fasilitas kemudahan dan keringanan bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.
Undang-undang PPh mengatur asas materil artinya penentuan mengenai pajak yang terutang tidak tergantung kepada surat ketetapan pajak.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 
Pajak yang satu ini adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean(wilayah darat, peraian, dan ruang udara diatasnya). Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN. 
3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)
Definisikan barang mewah disini ialah barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok, dikonsumsi oleh masyarakat tertentu, dikonsumsi untuk menunjukkan status, dan Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat. Dengan kata lain, tidak semua orang akan kena pajak yang satu ini, hanya orang-orang tertentu saja.


Pengaturan pajak berdasarkan PPh 21
Pengaturan pajak harus berdasarkan pada Undang- undang, Januari 2013 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) telah berubah. Pada Wajib Pajak yang berstatus tidak kawin dan tidak mempunyai tanggungan jumlah PTKP-nya sebesar Rp 24.300.000,00 atau setara dengan Rp 2.025.000,00 per bulan. Dengan adanya perubahan itu, tatacara penghitungan PPh Pasal 21 juga mengalami perubahan. Perubahan itu diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
Dalam aturan baru tersebut, yang berkewajiban melakukan Pemotongan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 adalah pemberi kerja, bendahara atau pemegang kas pemerintah, yang membayarkan gaji, upah dan sejenisnya dalam bentuk apapun sepanjang berkaitan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan; dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan-badan lain yang membayar uang pensiun secara berkala dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua; orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar honorarium, komisi atau pembayaran lain dengan kondisi tertentu dan penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi berkenaan dengan suatu kegiatan.
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut aturan yang baru tersebut, dibedakan menjadi 6 macam, yaitu : PPh Pasal 21 untuk Pegawai tetap dan penerima pensiun berkala; PPh pasal 21 untuk pegawai  tidak tetap atau tenaga kerja lepas; PPh pasal 21 bagi anggota dewan pengawas atau dewan komisaris yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap, penerima imbalan lain yang bersifat tidak teratur, dan peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai yang menarik dana pensiun.  Di kesempatan ini akan dipaparkan tentang contoh perhitungan PPh pasal 21 untuk Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun Berkala.
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap dan penerima pensiun berkala dibedakan menjadi 2 (dua): Penghitungan PPh Pasal 21 masa atau bulanan yang rutin dilakukan setiap bulan dan Penghitungan kembali yang dilakukan setiap masa pajak Desember (atau masa pajak dimana pegawai berhenti bekerja).

Soal perhitungan PPh Pasal 21
Indah seorang manajer HRD yang bekerja di sebuah PT. MAYORA sejak tahun 2009 dan menikah tanpa mempunyai anak, indah setiap bulan berpenghasilan 10.000.000/bulan, berikut keterangan nya:
  •  Gaji pokok : 10.000.000
  • Tunjangan transportasi : 500.000
  • Tunjangan makan: 800.000
  • Premi pensiun : 2%
  • Premi jaminan kecelakaan kerja : 1%
  • K3 : 1 %

Maka hitunglah PPh pasal 21 ?

Jawab :
Gaji pokok       :                                                                           10.000.000
T. transport     :                                                                                 500.000
T. makan         :                                                                                 800.000      +
                                                                                                      11.300.000
Premi pensiun : 2% x 10.000.000 =          200.000
K3                   : 1% x 10.000.000 =           100.000
P. kecelakaan  :1% x 10.000.000  =           100.000        +
                                                                                                            400.000         _
                                                                                          10.900.000 x 12bulan =
                                                                                                      130.800.000
PTKP
Wajib Pajak (WP)                                                                          24.300.000    _
Penghasilan Kena Pajak                                                               106.500.000

PPh pasal 21 bulan juli
5% x 50.000.000         = 2.500.000
15% x 56.500.000       = 8.475.000   +

                                    10.975.000 : 12 bulan = 914.583,3

Senin, 06 Oktober 2014

RANGKUMAN PERKULIAHAN MANAJEMEN DIKLAT (6 oktober 2014)

Pada pertemuan mata kuliah manajemen pelatihan pada tanggal 6 oktober 2014 yang berada di kelas D.S 306 yaitu tentang mengananlisis materi dari topik 3 dan membuat PPT yaitu tentang pentingnya pelatihan dan kajian pelatihan dengan MSDM, berikut adalah hasil rangkuman dari materi topik 3

PENTINGNYA PELATIHAN DAN KAJIAN PELATIHAN DENGAN MSDM
Pelatihan dan pengembangan dapat membantu untuk menjamin bahwa anggota organisasi memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan secara efektif, mengambil satu tanggung jawab baru, dan beradaptasi dengan perubahan kondisi.
Pelatihan ini terfokus pada pengajaran anggota organisasi (sumber daya manusia) tentang bagaimana mereka dapat menjalankan pekerjaan dan membantu mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang di butuhkan untuk kinerja yang efektif. Dengan melakukan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam instansi, maka diharapkan kinerja dalam perusahaan akan semakin meningkat dan maksimal.

PERAN PELATIHAN
  1. Memutakhirkan keahlian seorang individu sejalan dengan perubahan teknologi.
  2. Melalui pelatihan, pelatih (trainer) memastikan bahwa setiap individu dapat secara efektif menggunakan teknologi-teknologi baru.
  3. Mengurangi waktu belajar seorang individu baru untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan.
  4. Membantu memecahkan persoalan operasional.
  5. Mengorientasikan setiap individu terhadap organisasi.
  6. Memberikan kemampuan yang lebih tinggi dalam melaksanakan tugas dalam bekerja.
  7. Meningkatkan tingkat professionalisme para karyawan.


TUJUAN UTAMA PELATIHAN
Tujuan utama dari pelatihan  ini adalah untuk mengatasi kekurangan-kekurangan para sumber daya manusia dalam bekerja yang disebabkan oleh kemungkinan ketidakmampuan dalam pelaksanaan pekerjaan, dan sekaligus berupaya membina mereka agar menjadi lebih produktif.

ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN
Analisis kebutuhan adalah penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan yang akan dilakukan. Kegiatan ini sangat penting , rumit , dan sulit.  Di katakan sangat penting sebab di samping menjadi landasan kegiatan selanjutnya seperti pemilihan metode pelatihan yang tepat , biaya pelatihan nya tidak murah sehingga bilamana pelatihan tidak sesuai dengan kebutuhan , selain tidak meningkatkan kemampuan organisasi juga akan menghabiskan banyak biaya.

Selanjutnya di katakan rumit dan sulit sebab perlu mendiagnosis kompetensi organisasi pada saat ini dan kompetensi yang di butuhkan sesuai dengan kecenderungan perubahan situasi lingkungan yang sedang di hadapi dan yang akan dihadapi pada masa yang akan datang.


kelompok 6 :
ACHMAD FAISAL
HANDARY INGGRID
INDAH KUSUMA PRADINI
LELY ESTER
RAHMA YULIDA

Dan disusun oleh LELY ESTER



Jumat, 03 Oktober 2014

RANGKUMAN PERKULIAHAN MANAJEMEN PELATIHAN (29 september 2014)

PENDEKATAN DAN SASARAN PELATIHAN

Pada mata kuliah manajemen pelatihan tanggal 29 september 2014 yang berada di kelas D.S 306 yang dimulai pada jam 09:00 pak amril sebagai dosen mata kuliah manajemen pelatihan ini memulai dengan menjelas kan tentang pendekatan dan sasaran pelatihan

PENDEKATAN PELATIHAN
Pendekatan itu berbasis pada siapa yang akan dilatih kemudian di jelaskan apa saja tentang pendekatan yang berbasis pada siapa yang akan dilatih. pendekatan pertama yang di jelaskan adalah Pendekatan tradisional, Pendekatan ini beranggapan bahwa seseorang belum memiliki pengetahuan apa-apa/kemampuan apa-apa sehingga perlu dilatih memenuhi kebutuhannya. kedua adalah Pendekatan experiential, Pendekatan ini beranggapan seseorang yang sudah memiliki kemampuan awal sehingga pelatihan ditujukan untuk mengembangkan dan mengarahkan. Apabila seseorang telah mempunyai kemampuan awal sikap awal pengetahuan sehingga pada pelatihan di fokuskan pada perbaikan peningkatan. Experiental menggunakan teknik simulasi yang disesuaikan dengan situasi kerja.

Dan dijelaskan pula bahwa adanya beberapa pendekatan lainnya seperti,
  1. Pendekatan Berbasis kinerja, ditinjau tingkat kemampuan dalam melakukan pekerjaan.
  2. Pelatihan inservice training yaitu pelatihan yang dilakukan pada saat seseorang telah menjabat suatu pekerjaan.
  3. NLP, neuro linguistiq programming yaitu peningkatan kemampuan manajer sebagai transformer tetapi pendekatan ini masih dalam perdebatan karena ada nya berbau hipnotis
  4. Accelerated lerning, yang difokuskan pada pembelajaran yang menyenangkan

SASARAN PELATIHAN
Sasaran pada indvidual, seperti bahwa seseorang yang ingin lebih terampil dalam bekerja sehingga bermanfaat bagi organisasinya,sasaran pada organisasi contohnya tidak mengatasnamakan individu melainkan fokuskan pada organisasi, dari visi dan misi organisasi yang bersangkutan, Berdasarkan pada fungsinya(functionalobjectives) danBerdasarkan sasaran sosial/social objectives yaitu sasaran yang berkaitan dengan masyarakat.
Pelatihan ada 3 komponen, sikap, pengetahuan dan keterampilan dan bagaimana meningkatkan ketiga komponen tersebut yaitu dengan Mendapatkan pengetahuan yang sebanyak-banyaknya, Mempertajam kemampuan, Mempertajam konsep, Menjaga aturan dan dapat Mengubah sikap serta perilaku
Ada beberapa Kegiatan pelatihan yang mengarah ke perilaku terampil bahwa bukan apa yang Anda inginkan dalam hidup, tapi itu mengetahui bagaimana untuk mencapai itu dan Ini bukan tentang di mana Anda ingin pergi, tapi itu mengetahui bagaimana menuju ke sana, bukan seberapa tinggi Anda ingin naik, tapi itu mengetahui bagaimana untuk lepas landas dan serta Ini mungkin tidak cukup hasil Anda bertujuan untuk, tapi aku akan menjadi suatu hasil. Pelatihan adalah tentang mengetahui dimana kita berdiri (bukan masalah bagaimana baik atau buruk situasi sekarang terlihat)  sekarang, dan dimana kita akan menjadi lebih baik ke depannya.

PENTINGNYA PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
  1. Pemanfaatan yang optimal dari sumber daya manusia
  2. Pengembangan sumber daya manusia
  3. Perkembangan keterampilan karyawanmeningkat pengatahuan keteampilan kerja pada setiap levelnya, juga memperluas wawasan tentang kecedasan dan kepribadian manusia
  4. Meningkatkan produktivitas
  5. Tim spirit, perasaan jangan lebih dominan pada suatu yang sama tim spirit mengembangkan belajar membangun belajar di anatara para pegawai
  6. Budaya organisasi, pelatihan tentang tatacara bergaul dan etika di tempat kerja dan disiplin kerja dan membangun budaya belajar di dalam organisasi
  7. Peningkatan iklim organisasi
  8. Kualitas
  9. Menigkatkan lingkungan kerja yang sehat, hubungan yang baik antara karyawan serta atasan
  10. Meningkatkan kesehatan dan keamanan
  11. Moral, untuk meningkatan image
  12. Keuntungan
  13. Membantu pengembangan organisasi, bagaimana pengambilan keputusan
  14. Keterampilan kepemimpinan, motivasi, loyalty dan aspek aspek lain.

PENTINGNYA TUJUAN PELATIHAN
  • Tujuan pelatihan adalah salah satu bagian yang paling penting dari program pelatihan. Sementara beberapa orang berpikir tujuan pelatihan sebagai buang-buang waktu yang berharga.
  • Tujuan Pelatihan memberitahu peserta pelatihan apa yang diharapkan dari dia di akhir program pelatihan.
  • Pelatihan tujuan pelatihan bermanfaat bagi peserta pelatihan karena membantu dalam mengurangi kecemasan peserta hingga batas tertentu. Tidak tahu apa-apa atau pergi ke suatu tempat yang tidak diketahui menciptakan kecemasan yang negatif dapat mempengaruhi belajar.
  • Designer, tujuan pelatihan bermanfaat bagi desainer pelatihan karena jika desainer menyadari apa yang akan dicapai pada akhirnya kemudian be'll membeli paket pelatihan sesuai dengan yang hanya.
  • Evaluator, menjadi mudah bagi evaluator pelatihan untuk mengukur kemajuan peserta pelatihan karena tujuan menentukan kinerja yang diharapkan dari peserta.







Jumat, 12 September 2014

RANGKUMAN PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN (9-SEP-2014)

RANGKUMAN PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN


Pada perkuliahan mata kuliah di semester 5 tanggal 9 september 2014  adalah mata kuliah tentang MANAJEMEN KEUANGAN yang di ajari oleh bapak amril Muhammad selaku juga dosen manajemen diklat kami pada semester 5 ini, pada pertemuan yang pertama diruang 306 pada hari selasa bapak amril Muhammad menjelaskan tentang arti dari suatu manjemen keuanngan, berikut  hasil dari rangkuman perkuliahan manajemen keuangan.

Pertama adalah manajemen keuangan yaitu suatu kegiatan keuangan yng berada di organisasi yang di dalam nya terdapat suatu planning, analisis dan pengendalian terhadap kegiatan keuangan yang dilakukan manajer keuangan, kemudian seluruh aktivitas kegiatan perusahaan yang berhubugan dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan dengan meminimalkan biaya.

Selanjutya ada dari fungsi manajemen keuangan itu sendiri dapat menetapkan pengalokasian(investmen decision), memutuskan alternative biaya apabila terjadi suatu trouble atau masalah yang terjadi maka dapat dilakukan dengan menggunakan alternative biaya (financial decision), dan yang terakhir kebijakan dalam pembagian dividen(dividen decision).

investmen decision yang di maksud itu adalah suatu keputusan yang di ambil oleh manajer keuangan dalam pengalokasian dana dalam bentuk investasi yang dapat menghasilkan laba di masa yang akan datang. Financial decision dalam manajemen keuangan adalah suatu keputusan dalam melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan antara sumber-sumber dana yang paling ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan operasional perusahaan, keputusan pendanaan akan tercermin dalam sisi pasiva perusahaan yang akan mempengaruhi financial struktur. Dividen decision adalah bagian dari keuntungan suatu perusahaan yang akan di bayarkan kepada para pemegang saham, kebijakan ini mempengaruhi financial struktur dan capital struktur.

Adapula di jelaskan tentang tujuan dari manajemen keuangan yaitu Memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan, Menjaga keberlangsungan hidup  perusahaan (going concert), Mencapai kesejahteraan hidup masyarakat sebagai tanggung jawab social. Dan adanya nilai perusahaan yaitu nilai perusahaan yang sudah go public tercermin  dalam harga pasar saham perusahaan, nilai perusahaan yang belum go public nilainya terealisasi apabila perusahaan akan dijual (total aktiva dan prospek perusahaan, resiko usaha, lingkungan usaha dll. )

Peran dari arti penting manajemen keuangan:
  • Fungsional perusahaan
  • Posisi manajer keuangan dalam struktur organiasi
  • Pengembangan karir manajer keuangan
  • Kesempatan karir
demikian rangkuman perkuliahan manajemen keuangan pada kali ini semoga dapat bermanfaat, sekian dan terima kasih.

INDAH KUSUMA PRADINI
1445120039
MP 2012 A

RANGKUMAN PERKULIAHAN MANAJEMEN DIKLAT (8/september/2014)

RANGKUMAN PERKULIAHAN MANAJEMEN DIKLAT

(KERANGKA KOMPETENSI ABAD 21 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN)


Pada pertemuan pertama di perkuliahan semester 5 ada nya mata kuliah yaitu manajemen pelatihan, bapak amril Muhammad sebagai dosen yang mengajar pada mata kuliah manajemen pelatihan. Pada tanggal 8-september-2014 perkuliahan di mulai di ruang 306 yang di awali dengan materi yang di paparkan oleh bapak amril Muhammad.

Pertama menjelasakan tentang kerangka kompetensi abad 21 dan implikasinya terhadap proses pembelajaran. Mata kuliah ini membahas tentang pengertian manajemen pelatihan yang arti dari pelatihan itu sendiri adalah pengembangan secara sistimatis pola sikap/pengetahuan/keahlian yang diperlukan oleh seseorang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaannya secara memadai, kemudian di jelaskan mengenai kerangka kompetensi abad 21 pertama ada nya pada kehidupan karir Kehidupan dan Karir harus Fleksibel dan adaptif, Berinisiatif dan mandiri, Keterampilan sosial dan budaya , Produktif dan akuntabel, Kepemimpinan&tanggung jawab, kedua Pembelajaran dan Inovasi yang harus Kreatif dan inovasi , Berfikir kritis di dalam menyelesaikan masalah, Komunikasi dan kolaborasi. Dan yang terakhir bahwa  Informasi, Media and Teknologi seharusnya menjadi Melek informasi, Melek Media, Melek TIK maka dari itu generasi yang akan di harus kan melek terhadap teknologi tetapi pada kurikulum yang sekarang pelajaran TIK di hapuskan di dijadikan muatan local tetapi bukan berarti di hapuskan hanya semua mata pelajaran lebih di aplikasikan pada teknologi itu seperti penggunaan power point dan penggunaan teknologi lain yang membantu berbagai pembelajaran yang ada di semua mata pelajaran.

Kemudian ada 3 point tentang tuntutan terhadap kompetensi SDM yaitu pertama, Pengetahuan atau wawasan global  yang secara Konseptual Yang berIntegratif& Aplikatif dan pula pengetahuan harus berOrientasi Pada Solusi,Inovasi & Kreatifitas  serta memiliki Nilai-Nilai Universal (Lintas Budaya), kedua adalah Keterampilan Global yang meliputi Komunikasi Multi Budaya,Pemanfaatan Tek.informasi, Pengembangan Intelectual+Emotional+ Adversity Skill, ketiga yaitu Sikap / Perilaku meliputi sikap yang harus Dinamis &Flexible, Inisiatif & Proaktif, Inovatif & Kreatif , Mandiri / “Survive.

Selanjutnya di jelaskannya tentang pergesaran paradigma belajar abad 21 pertama adanya informasi yang tesedia dimana saja dan kapan saja yang tentu nya pembelajaran mengarahkan peserta didik di inginkan untuk mencari tahu dari berbagai sumber observasi yang mereka teliti atau temui. Kedua komputasi yang lebi cepat memakai mesin maka dari itu pembelajaran di arahkan mampu merumuskan masalah dan bukan hanya menyelesaikan masalah. Ketiga otomasi yang menjangkau segala pekerjaan rutin yang kemudian pembelajaran di arahkan berpiir analistis bukan berpikir mekanistis. Dan yang terakhir komunikasi pembelajaran menekankan kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah.

sekian rangkuman perkuliahan manajemen diklat yang ada di kelas MP 2012 A semoga dapat bermanfaat, terima kasih

INDAH KUSUMA PRADINI
1445120039
MP 2012 A








Jumat, 30 Mei 2014

RESUME PERKULIAHAN TENTANG "PERILAKU KONSUMEN"

Rangkuman perkuliahan manajemen pemasaran jasa pendidikan Pada pertemuan ke-12 ini yaitu pada tanggal 26 mei membahas tentang PERILAKU KONSUMEN, yang dilaksanakan pada pukul 10 pagi hingga 12 siang di IDB 1 dan di jelaskan oleh dosen kami yaitu pak amril Muhammad, S.E. M.Pd.

Pertama hal yang dijelaskan yaitu tentang pengertian Perilaku Konsumen dari berbagai para ahli yaitu pertama David L. Loudon & Albert J. Della Bitta (1984:6) yaitu sebagai proses pengambilan keputusan  dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam  proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan  barang-barang dan jasa. Dan yang kedua yaitu Menurut seorang ahli bernama James F. Engel, Et.al. (1968:8) yaitu tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat  dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.Dan yang terakhir yaitu Menurut Gerald Zaltman  Melanie Wallendorf (1979:6) yaitu tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainnya.
           
Lalu Kesimpulannya dari ketiga para ahli itu adalah, perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan individu atau kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan untuk menggunakan barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungannya.

Kebutuhan Konsumen
         Pejelasan berikutnya tentang Kebutuhan konsumen, kebutuhan konsumen itu akan mempengaruhi perilaku konsumen. Dan pada kebuthan konsumen itu berkaitan dengan teori dari beberapa teori, pertama tentang teori ABRAHAM MASLOW tentang Hierarki Teori Kebutuhan, Abraham maslow menjelaskan bahwa teori kebutuhan menurut diri nya ada 5, pertama Kebutuhan Fisiologis yaitu Kebutuhan biologis manusia. Contohnya : Sandang, pangan, rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya. Kedua Kebutuhan Rasa Aman, Contohnya : bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, rasa aman ketika membeli suatu produk tertentu, maka dibeli produk yang sudah terkenal dan jelas kualitasnya, bebas dari rasa gelisah, ketakutan, dan semacamnya. Ketiga Kebutuhan untuk Merasa Memiliki, Contohnya : Memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain. ke empat Kebutuhan akan Harga Diri, Contohnya : kebutuhan prestasi yang akan meningkatakan harga diri itu tersebut menurut seseorang yang membutuhkannya. Dan yang terakhir kelima adalah Kebutuhan Aktualisasi Diri, Contohnya : Seseoranya yang telah lulus S2 bidang hukum maka akan menjadi pengacara untuk membela orang-orang yang tak bersalah, berkiprah untuk bangsa.

      Kemudian adapun di jelaskan tentang adanya Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Pertama dapat melalui Kekuatan sosial budaya, seperti contohnya warga di desa lebih banyak menggunakan kompor tungku dibandingkan kompor gas. Mengapa mereka lebih memilih kompor tungku karena lebih aman dibandingkan kompor gas yang bisa meledak dan membahayakan. Kedua Faktor psikologis. Seseorang akan merasa bangga bila membeli suatu produk tertentu terutama produk yang branded atau sudah mempunyai nama yang terkenal. Ketiga Faktor sikap dan keyakinan, seperti dalam agama islam, tidak boleh makan daging babi karena daging babi haram dan mengandung mudaratnya. Ke empat Konsep diri : Termasuk dalam konsep diri secara fisik dan moral.

Kemudian di jelaskan nya tentang TQM yaitu Total Quality Management (TQM), TQM itu sendiri adalah kegiatan yang menyeluruh dalam suatu organisasi dan secara terus menerus selalu memperbaiki kualitas dari semua aktivitasyang ada dalam organisasi. 
Inti pokok nya  TQM menggambarkan seluruh komponen produk tersebut agar pelayanan dapat memenuhi kebutuhan konsumen

Dijelaskan pula mengenai Etika Pemasaran. Di dalam pemasaran itu terdapat adanya Kode Etik yaitu : Tanggung jawab pemasaran, Tingkah laku profesional pemasaran, Kejujuran dan keadilan, serta Hak dan kewajiban pihak-pihak dalam proses pertukaran pemasaran.
Ada pula di jelaskan mengenai Tanggung jawab pemasaran itu dapat meliputi bidang promosi, distribusi, penetapan harga, riset pemasaran, hubungan organisasi.

Prinsip kebijakan publik terhadap pemasaran
1.      Prinsip kebebasan konsumen dan produsen
2.      Prinsip mengendalikan bahaya potential
3.      Prinsip memenuhi kebutuhan dasar
4.      Prinsip efisiensi ekonomis
5.      Prinsip inovasi
6.      Prinsip Pendidikan dan informasi konsumen
7.      Prinsip Perlindungan konsumen