Minggu, 14 Desember 2014

DISKUSI KEKOMPOK MATERI 10 TENTANG "KUALITAS PELATIHAN" (8 desember 2014)

Pada pertemuan perkuliahan manajemen diklat tanggal 8 desember diruang D.S 306 membahas tentang materi mengenai Kualitas pelatihan, yaitu berikut ini adalah rangkuman penjelasannya :

Kualitas pelatihan adalah totalitas dari karakteristik suatu pelatihan yang  dapat diukur melalui perbandingan hasil pelatihan dengan target/ tujuan dari pelatihan tersebut. Kemudian di jelaskan adanya Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap karyawab serta meningkatkan kualitas dan produktivitas organisasi secara keseluruhan sehingga organisasi menjadi lebih kompetitif. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang berkualitas adalah pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja karyawan dan pada gilirannya akan meningkatkan daya saing karyawan tersebut. Untuk mengetahui apakah pelatihan telah meningkatkan kinerja

Dalam rangka untuk mendapatkan efektivitas pelatihan, maka pelatihan tersebut harus diukur, sangat penting untuk memulai hal ini dengan pemahaman tentang konsep validitas pelatihan. Untuk mendapatkan ukuran wajar efektivitas pelatihan , tujuan program pelatihan harus dipahami dengan jelas sebelum dilakukan training sehingga bisa mencapai tujuan organisasi yang akan dicapai. Kemudian apabila perusahaan menginginkan kualitas sumber daya yang dimiliki bagus, hal pertama yang dilakukan adalah dengan memilih topik atau materi training yang tepat.

Setelah tujuan program pelatihan telah ditetapkan, ukuran paling tepat dari efektivitas pelatihan hanyalah sebuah tes apakah peserta benar-benar memahami training tersebut dengan menampilkan pola-pola perilaku yang berbeda sebagai hasil dari mengikuti pelatihan. Jika tidak, hal itu tidak bisa dikatakan pelatihan tersebut efektif.

Jika training tersebut memiliki tujuan yang tepat, dirancang dengan baik dengan konten yang solid sehingga peserta dapat belajar bagaimana untuk mencapai tujuan dan peserta harus bertanggung jawab untuk menggunakan apa yang mereka pelajari. Hal ini nantinya akan berdampak perubahan perilaku peserta.

Evaluasi training biasanyadilakukan diakhir sesi training atau pelatihan yang akan memberikan feedback berguna bagi semua pihak yang terlibat. Yaitu :
  1. Bagi peserta training, evaluasi training dapat memberikan feedback berupa seberapa signifikannya training tersebut mempunyai impact bagi pekerjaannya, perubahan bagi dirinya, kecocokan program dan manfaat-manfaat.
  2. Bagi perusahaan, Evaluasi training berguna untuk mengetahui apakah training yang telah diikuti karyawannya dapat meningkatkan kinerja karyawan atau tidak, apakah karyawan puas dengan training tersebut, sampai pengukuran produktivitas secara keseluruhan.
  3. Bagi sang trainer, dapat memberikan feedback tentang apakah peserta puas dengan isi program training, kedalaman materi training, caranya mengajar, caranya menyalurkan ilmunya dan sebagainya.




Selasa, 02 Desember 2014

HASIL DISKUSI KELOMPOK MATERI 7 : DESIGN PELATIHAN

Pertemuan mata kuliah manajemen diklat yang di laksanakan pada tanggal 10 november 2014, bahwa dilakukan adanya diskusi perkelompok yang sebagai pemateri kelompok saya yaitu kelompok 6 ada adalah handary inggrid nadian mengenai ”design pelatihan”, berikut hasil diskusi pada materi ke 7 ini.

Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi. Yaitu dapat Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas, Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang dapat diterima, Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan, Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusi, Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja, Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.

Manfaat di atas membantu baik individu maupun organisasi. Program pelatihan yang efektif adalah bantuan yang berharga dalam perencanaan karir dan sering dianggap sebagai penyembuh penyakit organisasional. Apabila produktivitas tenaga kerja menurun banyak manajer berfikir bahwa solusinya adalah pelatihan. Program pelatihan tidak mengobati semua masalah organisasional, meskipun tentu saja program itu berpotensi untuk memperbaiki situasi tertentu sekiranya program dijalankan secara benar.

Kemudian di jelaskan mengenai tentang Perumusan kurikulum pelatihan
Perumusan kurikulum pelatihan dapat ditempuh menggunakan berbagai model. Model perancangan kurikulum menggunakan langkah-langkah :
  1. Analisis kebutuhan pelatihan.
  2. Penyusunan materi pembelajaran.
  3. Penyusunan jadwal pelatihan

Lalu dalam materi ini adanya tentang Penyusunan jadwal, Penyusunan dan aksesibilitas jadwal masih menemui beberapa hambatan karena kebanyakan pembuatan jadwal masih dilakukan secara manual. Penggunaan program spreadsheet dari MS Excel dengan menggunakan logika atau formula yang disediakan program tersebut juga belum cukup efektif karena bila kecakapan dalam menggunakan software MS Excel masih kurang, akan banyak kesulitan yang muncul dalam penyusunan jadwal pelajaran tersebut. Selain itu, kesulitan lainya adalah pada segi aksesibilitas karena jika anggota atau staf lain yang ingin mengecek dari komputer masing-masing, mereka masih harus meng-copy file jadwal secara manual yaitu dengan flashdisk.
Adapula tentang Training climate, yang di maksud yaitu tentang Pelatihan yang perlu mengembangkan suasana pembelajaran yang aktif  (active learning), pembelajaran kreatif (creative learning), pembelajaran efektif (effective learning), dan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning).

Trainees learning style
  1. Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan.
  2. Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya.
  3. Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya.         

Training Strategies (strategi pelatihan)
Sebuah strategi pelatihan adalah mekanisme yang menetapkan kompetensi apa sebuah organisasi membutuhkan di masa depan dan sarana untuk mencapainya. Untuk membuat Rencana Pelatihan dan Pengembangan Strategis Anda akan memerlukan profil rinci Anda
  • Karyawan Pelatihan dan kereta-Trainer-kebutuhan
  • Team Building dan Tim Pengembangan
  • Pengembangan Kepemimpinan
  • Executive Coaching
  • Kompetensi Persyaratan dan Profil Keterampilan
  • Tujuan dan Rencana Aksi
  • Vision.

Training topics, Topik pelatihan disusun dan diharapkan akan membantu adalam menciptakan suasana yang bersemangat karena termotivasi lewat pelatihan, seminar atau workshop yang bermutu dan pas menyesuaikan apa yang menjadi kebutuhan para peserta pelatihan



HASIL DISKUSI KELOMPOK MATERI 6 : METODE PENGEMBANGAN MANAJEMEN

Perkuliahan mta kuliah diklat kali ini pada hari dan tanggal Senin, 3 November 2014 bertempat di daksinapati ruang 306, pada diskusi kali ini membahas tentang Metode Pengembangan Manajemen. Masing-masing kelompok seperti biasa mendiskusikan bersama kelompoknyamasing-masing dan berikut hasil diskusinya.
pelaksanaan pelatihan dan pengembangan (training and education) harus didasarkan pada metode-metode yang telah ditetapkan dalam program pengembangan perusahaan. Program pengembangan yang ditetapkan oleh penanggung jawab pengembangan, yaitu manajer personalia dan suatu tim. Dalam program pengembangan telah ditetapkan sasaran, proses, waktu, dan metode pelaksanaannya. Supaya lebih baik program ini hendaknya disusun oleh manajer personalia. Dan atau suatu tim serta mendapat saran, ide maupun kritik yang bersifat konstruktif. Metode-metode pengembangan harus didasarkan kepada sasaran yag ingin dicapai.
Metode pengembangan terdiri atas:
On the job training Rekan-rekan kerja pelatihan (OJT) atau manajer pelatihan karyawan baru atau berpengalaman yang mempelajari pekerjaan oleh pengamatan, pemahaman dan imitasi.
Off the job training Pelatihan dari pekerjaan dilakukan di lokasi yang khusus ditujukan untuk pelatihan. Ini mungkin dekat tempat kerja atau menjauh dari pekerjaan, di pusat pelatihan khusus atau sebuah resor yang melaksanakan Pelatihan dari tempat kerja meminimalkan gangguan dan memungkinkan peserta untuk mencurahkan perhatian penuh materi yang diajarkan-bagaimanapun, pelatihan program mungkin tidak memberikan sebagai banyak mentransfer pelatihan dengan pekerjaan aktual sebagai melakukan program-program kerja. Dan Banyak orang menyamakan pelatihan pekerjaan dengan metode ceramah, tetapi sebenarnya sangat bervariasi metode dapat digunakan.



HASIL DISKUSI KELOMPOK MENGENAI PERAN DALAM PELATIHAN (MATERI 9)

         Pada pertemuan  kali ini pada mata kuliah manajemen pelatihan yaitu tanggal 1 desember 2014, dilaksanakan nya diskusi mengenai peran di dalam pelatihan, pertama di jelaskan mengenai peran organisasi di dalam pelatihan, peran pelatih di dalam pelatihan dan peran peserta nya dalam pelatihan.
      Yang akan di jelaskan pertama adalah Peranan organisasi contoh organisasi nya pada Badan Pendidikan dan Pelatihan, organisasi ini mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang pemerintahan dalam negeri, menyelenggarakan fungsi: penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pendidikan dan pelatihan di bidang pemerintahan dalam negeri, pengkoordinasian dan fasilitasi satuan kerja penyelenggara pendidikan dan pelatihan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang pemerintahan dalam negeri, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang pemerintahan dalam negeri, pembinaan dan pengembangan jabatan fungsional di bidang pemerintahan dalam negeri. Dan pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan.

Kemudian di jelaskan Peran Pelatih Dalam Pelatihan, peran dalam pelatihan di dalam Perka Nomor 14 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana Pasal 13 menyatakan bahwa Tenaga Pengajar adalah Narasumber, Pelatih/Instruktur, dan Fasilitator. Tugas-tugas pokok yang harus dilakukan seorang pelatih/ instruktur :
  • Mengadakan pemanduan untuk mewujudkan peserta yang unggul.                      
  • Menyusun materi latihan untuk jangka panjang maupun jangka pendek.             
  • Menyusun strategi dan pendekatan dalam menyampaikan materi latihan sehingga peserta dapat dengan mudah memahami dan melakukan pembelajaran yang diterima selama proses pelatihan.
  • Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan.
  • Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, baik secara teori maupun praktek dalam bidang atau materi yang dilatihnya.               
  • Menyusun laporan latihan sesuai materi yang disampaikan oleh Pelatih/Instruktur.

Peserta di dalam pelatihan itu harus memiliki kompetensi sesuai dengan yang diharapkan. Dan Telah mengikuti pelatihan substansi teknis memiliki kapabilitas, pengetahuan dan keahlian untuk terlibat secara aktif secara aktif dalam forum-forum diskusi dalam diklat/pelatihan, Pengalaman kerja disesuaikan dengan kebutuhan. Dan selalu bersedia melaksanakan tugas sesuai dengan penugasan dari pimpinan.