Sabtu, 25 Oktober 2014

RANGKUMAN PERKULIAHAN MANAJEMEN PELATIHAN : METODE-METODE PELATIHAN (20 oktober 2014)

Pada perkuliahan manajemen diklat pada nhari senin tanggal 20 oktober 2014, pertama penanggung jawab kelas kami memberi tugas untuk berdiskusi materi tentang metode-metode pelatihan dari setiap kelompok itu untuk menjelaskan pada anggota kelompok nya, setelah selesai berdiskusi akhirnya bapak amril selaku dosen mata kuliah manajemen diklat memebrikan materi dan kemudian pak amril menjelaskan berbagai macam metode pelatihan, berikut ini adalah materi yang di jelaskan oleh anggota kelompok.

Metode yang dilihat dari pendekatan kognitifnya yaitu sebagai berikut :
Kuliah/ ceramah, Metode kuliah di berikan kepada peserta yang banyak didalam kelas. Pelatih mengerjakan teori-teori yang di perlukan sedang yang dilatih mencatatnya serta mempersepsikanya. Metode ini pelatih yang berperan aktif sedangkan peserta pengembangan bersikap pasif. Teknik ini cenderung diterapkan dengan komunikasi searah saja.
Demonstrasi, Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif karena peserta melihat sendiri teknik mengerjakannya dan di berikan penjelasan-penjelasannya bahkan bila perlu boleh dicoba mempraktekannya. Karena disini menunjukan bagaimana seseorang harus mengerjakan tugasnya adalah lebih mudah daripada menceritakan atau menyuruhnya mempelajari langkah-langkah pengerjaannya.
Diskusi, melatih peserta untuk berani memberikan pendapat dan rumusannya serta cara-cara bagaimana meyakinkan orang lain percaya terhadap pendapatnya.
Computer Based Training, program pelatihan yang diharapkan mempunyai hubungan interaktif antara komputer dan peserta, dimana peserta diminta untuk merespon secara langsung selama proses belajar.

Kedua metode yang dilihat dari Pendekatan Perilaku ( Behavioral Approach) yaitu sebagai berikut :
Behavior Modeling, salah satu cara mempelajari atau meniru tindakan (perilaku) dengan mengobservasi dan meniru model-model. Biasanya model-model perilaku yang harus di observasin dan ditiru diproyeksikan dalam video tape.
Business Games, Business Games (permainan bisnis) adalah pengembangan yang dilakukan dengan diadu untuk bersaing memecahkan masalah tertentu. Tujuannya untuk melatih para peserta dalam pengambilan keputusan yang baik pada situasi/ kondisi dan objek tertentu.
Case study, menganalisis kasus. Metode studi kasus paling sering digunakan untuk menambah kemampuan kepemimpinan seorang manajer, karena sederhana, penggunaan waktu relative singkat, dan biaya yang dikeluarkan juga relative murah. Tujuan dari metode ini adalah untuk memeberikan pengalaman secara nyata kepada para peserta untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah kemudian memecahkan dan mendiskusikannya bersama dengan peserta lain dan pelatih.
Equipment simulator,   metode dimana orang yang dilatih belajar dengan peralatan yang sebenarnya atau dengan simulasi yang akan digunakan dalam pekerjaan.
In basket technique: Metode ini dilakukan dengan memberi bermacam-macam persoalan kepada para peserta latihan. Dengan kata lain peserta latihan diberi suatu basket atau keranjang yang penuh dengan bermacam-macam persoalan yang harus diatasi. Kemudian peserta latihan diminta untuk memcahkan masalah-masalah tersebut sesuai dengan teori dan pangalaman yang dimulai dari perencanaan sampai dengan evaluasinya.

Sabtu, 18 Oktober 2014

RANGKUMAN PERKULIAHAN MANAJEMEN DIKLAT (MATERI 4) : MODEL-MODEL PELATIHAN

Pada pertemuan perkuliahan manajemen diklat tanggal 13 oktober 2014 yang berada di ruang D.S 306 yang pertama-tama di jelaskan oleh para pemateri perkelompok yaitu terutama pada kelompok kelompok 6 pemateri adalah saya sendiri yang menjelaskan tentang model-model pelatihan dan kemudian setelah pemateri menjelaskan pada anggota kelompoknya, bapak amril selaku dosen mata kuliah manajemen diklat menjelaskan dengan lebih rinci tentang model-model pelatihan, berikut adalah penjelasannya:
Model pelatihan adalah pelaksanaan pelatihan yang terdapat program pelatihan dan tata cara pelaksanaannya. Kemudian di dasarkan pada kategori dan jenis pelatihan lalu ditentukan suatu model pelatihan. Biasanya dalam pelatihan itu sendiri terdapat model-model yang sering di gunakan organisasi dan perusahaan untuk melath para angota organisasi atau karyawannya. Ada 3 model pelatihan yang sering digunakan yaitu sebagai berikut :
1.    Model Sistem
Model system ini bentuk dari pelatihan ini dilaksanakan dan serta di upayakan dari awal tidak terjadi kesalahan, agar pada tahap akhir dapat dipastikan tujuan dari model pelatihan ini menjadi berhasil.
Model sistem terdiri dari lima tahap, yaitu :
  1. Analisis dan identifikasi: dengan menganalsisi serta identifikasi kebutuhan dari pelatihan itu sendiri seperti menganalisis departemen, kebutuhan karyawan yang membutuhkan pelatihan serta memperkirakan biaya pelatihan dan langkah selanjutnya dengan evaluasi kinerja yang actual karena untuk mengembangkan kinerja.
  2. Merancang: Desain dan memberikan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan yang telah diidentifikasi. Langkah ini mengharuskan pengembangan tujuan pelatihan,mengidentifikasi langkah belajar, sequencing dan penataan isi.
  3. Mengembangkan:dimanafase ini membutuhkan daftar kegiatan dalam program pelatihan yang akanmembantu para peserta untuk belajar, memilih metode pengiriman, memeriksa  materidan memvalidasi informasi. 
  4. Penerapan:Menerapkan adalah bagian tersulit dari sistem karena satu langkah yang salah dapat menyebabkan kegagalan program pelatihan.
  5. Evaluasi: Mengevaluasi setiap fase sehingga untuk memastikan itu telah mencapai tujuannya

2. Model Pengembangan Sistem Pembelajaran (Instructional system development model)
Dalam model ISD ini juga terdapat 5 tahapan, kelima tahapan tersebut hampir sama dengan sistem model dan model ini dapat membantu dan menentukan serta mengembangkan strategi yang menguntungkan, mengurutkan konten dan memberikan media jenis tujuan pelatihan yang di capai. IDS terdapat adanya Tahapan atau proses-proses yaitu:
  • Analisis kebutuhan
  • Perencanaan pelatihan
  • Pengembangan materi
  • Pelaksanaan diklat tersebut
  • Evaluasi diklat

3. Model Transisional
Model transisi berfokus pada organisasi secara keseluruhan. Dalam pelaksanaan diklat ini berjalannya sesuai dengan pada visi, misi dan value organisasi yang melaksanakan diklat. Dan diklat ini dapat terlaksana apabila pimpinan dapat memyatuak persepsi untuk mencapai yang telah dirumuskan  di dalam visi, misi dan nilai dalam organisasi.
  • Visi “Fokus pada satu titik bahwa organisasi bertujuan untuk mencapai sesuatu setelah waktu tertentu.”
  • Misi “Menjelaskan keberadaan organisasi. Menunjukkan posisi dalam masyarakat.”
  • Nilai, adalah terjemahan dari visi dan misi menjadi cita-cita atau tujuan yang dingin dicapai yang mencerminkan nilai-nilai yang di pegang teguh organisasi dan independen dari lingkungan industry pada saat ini. Pada  Model Transisional ini menganggap organisasi secara keseluruhan serta tujuannya untuk menjaga tiga hal dalam pikiran sampai model pelatihan selanjutnya dilaksanakan.

Rabu, 08 Oktober 2014

RANGKUMAN PERKULIAHAN Kebijakan Pajak dalam Bidang Pendidikan ( Materi 3 )

Pada pertemuan mata kuliah manajemen keuangan pertemuan  ke-5 pada tanggal 7 oktober 2014 yang berada di kelas D.S 306 yaitu tentang kebijakan pajak dalam bidang pendidikan dari topik 3 yang di jelaskan oleh masing-masing pemateri tentang pengertian pajak dari berbagai ahli, macam-macam pajak atau jenis-jenis pajak serta membuat soal dan jawaban tentan perhitungan PPh pasal 21, berikut adalah rangkuman perkuliahan :

Pertama di jelaskan Oleh Pemateri Tentang Pengertian Pajak menurut para ahli
Definisi atau pengertian Pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal  balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Pengertian Pajak Menurut Soeparman (2005:10):
Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma - norma hukum, guna menutup binya produksi barang - barang dan jasa - jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Pengertian pajak menurut Mulyadi (2006):
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat dirunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran.
Pajak Menurut Pasal 1 angka 1 UU No.28 th 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan:
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemamakmuran rakyat”.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur :
  • Iuran dari rakyat kepada Negara.
  • Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara.Iuran berupa uang byukan barang.
  • Berdasarkan undang-undang.
  • Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
  • Tanpa jasa timbal  atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung depat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
  • Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran- pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Macam-macam pajak
1. Pajak Penghasilan (PPh) 
PPh adalah pajak yang dikenakan pemerintah untuk orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau didperolehnya dalam suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan disini ialah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya. Pajak penghasilan (PPh) menurut Undang-undang No.7 Tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan (PPh) berlaku sejak 1 Januari 1984.Undang-undang ini telah beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir kali diubah dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000. Undang-undang Pajak Penghasilan mengatur pajak atas penghasilan (laba) yang diterima atau diperoleh orang pribadi maupun badan.
Undang-undang PPh mengatur subjek pajak,objek pajak, serta cara menghitung dan cara melunasi pajak yang terutang. Undang-Undang PPh juga lebih memberikan fasilitas kemudahan dan keringanan bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.
Undang-undang PPh mengatur asas materil artinya penentuan mengenai pajak yang terutang tidak tergantung kepada surat ketetapan pajak.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 
Pajak yang satu ini adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean(wilayah darat, peraian, dan ruang udara diatasnya). Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN. 
3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)
Definisikan barang mewah disini ialah barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok, dikonsumsi oleh masyarakat tertentu, dikonsumsi untuk menunjukkan status, dan Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat. Dengan kata lain, tidak semua orang akan kena pajak yang satu ini, hanya orang-orang tertentu saja.


Pengaturan pajak berdasarkan PPh 21
Pengaturan pajak harus berdasarkan pada Undang- undang, Januari 2013 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) telah berubah. Pada Wajib Pajak yang berstatus tidak kawin dan tidak mempunyai tanggungan jumlah PTKP-nya sebesar Rp 24.300.000,00 atau setara dengan Rp 2.025.000,00 per bulan. Dengan adanya perubahan itu, tatacara penghitungan PPh Pasal 21 juga mengalami perubahan. Perubahan itu diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
Dalam aturan baru tersebut, yang berkewajiban melakukan Pemotongan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 adalah pemberi kerja, bendahara atau pemegang kas pemerintah, yang membayarkan gaji, upah dan sejenisnya dalam bentuk apapun sepanjang berkaitan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan; dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan-badan lain yang membayar uang pensiun secara berkala dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua; orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar honorarium, komisi atau pembayaran lain dengan kondisi tertentu dan penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi berkenaan dengan suatu kegiatan.
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut aturan yang baru tersebut, dibedakan menjadi 6 macam, yaitu : PPh Pasal 21 untuk Pegawai tetap dan penerima pensiun berkala; PPh pasal 21 untuk pegawai  tidak tetap atau tenaga kerja lepas; PPh pasal 21 bagi anggota dewan pengawas atau dewan komisaris yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap, penerima imbalan lain yang bersifat tidak teratur, dan peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai yang menarik dana pensiun.  Di kesempatan ini akan dipaparkan tentang contoh perhitungan PPh pasal 21 untuk Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun Berkala.
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap dan penerima pensiun berkala dibedakan menjadi 2 (dua): Penghitungan PPh Pasal 21 masa atau bulanan yang rutin dilakukan setiap bulan dan Penghitungan kembali yang dilakukan setiap masa pajak Desember (atau masa pajak dimana pegawai berhenti bekerja).

Soal perhitungan PPh Pasal 21
Indah seorang manajer HRD yang bekerja di sebuah PT. MAYORA sejak tahun 2009 dan menikah tanpa mempunyai anak, indah setiap bulan berpenghasilan 10.000.000/bulan, berikut keterangan nya:
  •  Gaji pokok : 10.000.000
  • Tunjangan transportasi : 500.000
  • Tunjangan makan: 800.000
  • Premi pensiun : 2%
  • Premi jaminan kecelakaan kerja : 1%
  • K3 : 1 %

Maka hitunglah PPh pasal 21 ?

Jawab :
Gaji pokok       :                                                                           10.000.000
T. transport     :                                                                                 500.000
T. makan         :                                                                                 800.000      +
                                                                                                      11.300.000
Premi pensiun : 2% x 10.000.000 =          200.000
K3                   : 1% x 10.000.000 =           100.000
P. kecelakaan  :1% x 10.000.000  =           100.000        +
                                                                                                            400.000         _
                                                                                          10.900.000 x 12bulan =
                                                                                                      130.800.000
PTKP
Wajib Pajak (WP)                                                                          24.300.000    _
Penghasilan Kena Pajak                                                               106.500.000

PPh pasal 21 bulan juli
5% x 50.000.000         = 2.500.000
15% x 56.500.000       = 8.475.000   +

                                    10.975.000 : 12 bulan = 914.583,3

Senin, 06 Oktober 2014

RANGKUMAN PERKULIAHAN MANAJEMEN DIKLAT (6 oktober 2014)

Pada pertemuan mata kuliah manajemen pelatihan pada tanggal 6 oktober 2014 yang berada di kelas D.S 306 yaitu tentang mengananlisis materi dari topik 3 dan membuat PPT yaitu tentang pentingnya pelatihan dan kajian pelatihan dengan MSDM, berikut adalah hasil rangkuman dari materi topik 3

PENTINGNYA PELATIHAN DAN KAJIAN PELATIHAN DENGAN MSDM
Pelatihan dan pengembangan dapat membantu untuk menjamin bahwa anggota organisasi memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan secara efektif, mengambil satu tanggung jawab baru, dan beradaptasi dengan perubahan kondisi.
Pelatihan ini terfokus pada pengajaran anggota organisasi (sumber daya manusia) tentang bagaimana mereka dapat menjalankan pekerjaan dan membantu mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang di butuhkan untuk kinerja yang efektif. Dengan melakukan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam instansi, maka diharapkan kinerja dalam perusahaan akan semakin meningkat dan maksimal.

PERAN PELATIHAN
  1. Memutakhirkan keahlian seorang individu sejalan dengan perubahan teknologi.
  2. Melalui pelatihan, pelatih (trainer) memastikan bahwa setiap individu dapat secara efektif menggunakan teknologi-teknologi baru.
  3. Mengurangi waktu belajar seorang individu baru untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan.
  4. Membantu memecahkan persoalan operasional.
  5. Mengorientasikan setiap individu terhadap organisasi.
  6. Memberikan kemampuan yang lebih tinggi dalam melaksanakan tugas dalam bekerja.
  7. Meningkatkan tingkat professionalisme para karyawan.


TUJUAN UTAMA PELATIHAN
Tujuan utama dari pelatihan  ini adalah untuk mengatasi kekurangan-kekurangan para sumber daya manusia dalam bekerja yang disebabkan oleh kemungkinan ketidakmampuan dalam pelaksanaan pekerjaan, dan sekaligus berupaya membina mereka agar menjadi lebih produktif.

ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN
Analisis kebutuhan adalah penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan yang akan dilakukan. Kegiatan ini sangat penting , rumit , dan sulit.  Di katakan sangat penting sebab di samping menjadi landasan kegiatan selanjutnya seperti pemilihan metode pelatihan yang tepat , biaya pelatihan nya tidak murah sehingga bilamana pelatihan tidak sesuai dengan kebutuhan , selain tidak meningkatkan kemampuan organisasi juga akan menghabiskan banyak biaya.

Selanjutnya di katakan rumit dan sulit sebab perlu mendiagnosis kompetensi organisasi pada saat ini dan kompetensi yang di butuhkan sesuai dengan kecenderungan perubahan situasi lingkungan yang sedang di hadapi dan yang akan dihadapi pada masa yang akan datang.


kelompok 6 :
ACHMAD FAISAL
HANDARY INGGRID
INDAH KUSUMA PRADINI
LELY ESTER
RAHMA YULIDA

Dan disusun oleh LELY ESTER



Jumat, 03 Oktober 2014

RANGKUMAN PERKULIAHAN MANAJEMEN PELATIHAN (29 september 2014)

PENDEKATAN DAN SASARAN PELATIHAN

Pada mata kuliah manajemen pelatihan tanggal 29 september 2014 yang berada di kelas D.S 306 yang dimulai pada jam 09:00 pak amril sebagai dosen mata kuliah manajemen pelatihan ini memulai dengan menjelas kan tentang pendekatan dan sasaran pelatihan

PENDEKATAN PELATIHAN
Pendekatan itu berbasis pada siapa yang akan dilatih kemudian di jelaskan apa saja tentang pendekatan yang berbasis pada siapa yang akan dilatih. pendekatan pertama yang di jelaskan adalah Pendekatan tradisional, Pendekatan ini beranggapan bahwa seseorang belum memiliki pengetahuan apa-apa/kemampuan apa-apa sehingga perlu dilatih memenuhi kebutuhannya. kedua adalah Pendekatan experiential, Pendekatan ini beranggapan seseorang yang sudah memiliki kemampuan awal sehingga pelatihan ditujukan untuk mengembangkan dan mengarahkan. Apabila seseorang telah mempunyai kemampuan awal sikap awal pengetahuan sehingga pada pelatihan di fokuskan pada perbaikan peningkatan. Experiental menggunakan teknik simulasi yang disesuaikan dengan situasi kerja.

Dan dijelaskan pula bahwa adanya beberapa pendekatan lainnya seperti,
  1. Pendekatan Berbasis kinerja, ditinjau tingkat kemampuan dalam melakukan pekerjaan.
  2. Pelatihan inservice training yaitu pelatihan yang dilakukan pada saat seseorang telah menjabat suatu pekerjaan.
  3. NLP, neuro linguistiq programming yaitu peningkatan kemampuan manajer sebagai transformer tetapi pendekatan ini masih dalam perdebatan karena ada nya berbau hipnotis
  4. Accelerated lerning, yang difokuskan pada pembelajaran yang menyenangkan

SASARAN PELATIHAN
Sasaran pada indvidual, seperti bahwa seseorang yang ingin lebih terampil dalam bekerja sehingga bermanfaat bagi organisasinya,sasaran pada organisasi contohnya tidak mengatasnamakan individu melainkan fokuskan pada organisasi, dari visi dan misi organisasi yang bersangkutan, Berdasarkan pada fungsinya(functionalobjectives) danBerdasarkan sasaran sosial/social objectives yaitu sasaran yang berkaitan dengan masyarakat.
Pelatihan ada 3 komponen, sikap, pengetahuan dan keterampilan dan bagaimana meningkatkan ketiga komponen tersebut yaitu dengan Mendapatkan pengetahuan yang sebanyak-banyaknya, Mempertajam kemampuan, Mempertajam konsep, Menjaga aturan dan dapat Mengubah sikap serta perilaku
Ada beberapa Kegiatan pelatihan yang mengarah ke perilaku terampil bahwa bukan apa yang Anda inginkan dalam hidup, tapi itu mengetahui bagaimana untuk mencapai itu dan Ini bukan tentang di mana Anda ingin pergi, tapi itu mengetahui bagaimana menuju ke sana, bukan seberapa tinggi Anda ingin naik, tapi itu mengetahui bagaimana untuk lepas landas dan serta Ini mungkin tidak cukup hasil Anda bertujuan untuk, tapi aku akan menjadi suatu hasil. Pelatihan adalah tentang mengetahui dimana kita berdiri (bukan masalah bagaimana baik atau buruk situasi sekarang terlihat)  sekarang, dan dimana kita akan menjadi lebih baik ke depannya.

PENTINGNYA PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
  1. Pemanfaatan yang optimal dari sumber daya manusia
  2. Pengembangan sumber daya manusia
  3. Perkembangan keterampilan karyawanmeningkat pengatahuan keteampilan kerja pada setiap levelnya, juga memperluas wawasan tentang kecedasan dan kepribadian manusia
  4. Meningkatkan produktivitas
  5. Tim spirit, perasaan jangan lebih dominan pada suatu yang sama tim spirit mengembangkan belajar membangun belajar di anatara para pegawai
  6. Budaya organisasi, pelatihan tentang tatacara bergaul dan etika di tempat kerja dan disiplin kerja dan membangun budaya belajar di dalam organisasi
  7. Peningkatan iklim organisasi
  8. Kualitas
  9. Menigkatkan lingkungan kerja yang sehat, hubungan yang baik antara karyawan serta atasan
  10. Meningkatkan kesehatan dan keamanan
  11. Moral, untuk meningkatan image
  12. Keuntungan
  13. Membantu pengembangan organisasi, bagaimana pengambilan keputusan
  14. Keterampilan kepemimpinan, motivasi, loyalty dan aspek aspek lain.

PENTINGNYA TUJUAN PELATIHAN
  • Tujuan pelatihan adalah salah satu bagian yang paling penting dari program pelatihan. Sementara beberapa orang berpikir tujuan pelatihan sebagai buang-buang waktu yang berharga.
  • Tujuan Pelatihan memberitahu peserta pelatihan apa yang diharapkan dari dia di akhir program pelatihan.
  • Pelatihan tujuan pelatihan bermanfaat bagi peserta pelatihan karena membantu dalam mengurangi kecemasan peserta hingga batas tertentu. Tidak tahu apa-apa atau pergi ke suatu tempat yang tidak diketahui menciptakan kecemasan yang negatif dapat mempengaruhi belajar.
  • Designer, tujuan pelatihan bermanfaat bagi desainer pelatihan karena jika desainer menyadari apa yang akan dicapai pada akhirnya kemudian be'll membeli paket pelatihan sesuai dengan yang hanya.
  • Evaluator, menjadi mudah bagi evaluator pelatihan untuk mengukur kemajuan peserta pelatihan karena tujuan menentukan kinerja yang diharapkan dari peserta.